PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Allah
SWT menciptakan alam semesta dan segala isinya untuk manusia agar
mempercayai bukti kebesaran-Nya bahwa alam semesta ini memang ada yang
menciptakan dan manusia wajib memanfaatkannya sebaik mungkin tanpa merusaknya. Dengan
adanya hewan dan juga tumbuhan yang merupakan salah satu makhluk ciptaan allah, hal ini lah yang
menarik untuk diketahui bagaimana keajaiban penciptaanya menurut ilmu
pengeahuan alam maupun menurut alquran.
B. Rumusan Masalah
Untuk memperkaya wawasan dan pemahaman tentang keajaiban Penciptaan hewan dan tumbuhan dalam Perspektif Islam, maka dapat
disimpulkan beberapa pokok bahasan antara lain :
1. Pengertian hewan dan
tumbuhan ( makhluk hidup ).
2. Teori-teori Penciptaan Hewan
dan Tumbuhan ( makhluk hidup ).
3. Karakteristiknya Hewan dan
Tumbuhan (makhluk hidup).
4. Pandangan Penciptaan Hewan dan
Tumbuhan dalam Perspektif Islam dan
Sains Modern.
C. Tujuan
1.
Untuk dapat mengetahui keajaiban
penciptaan hewan dan tumbuhan menurut ipa dan alquran.
2.
Untuk dapat mengetahui apa saja
karakteristik dan tujuan dari Penciptaan hewan dan tumbuhan.
3.
Untuk dapat mengetahui Ayat-ayat apa
saja yang mencakup penciptaan hewan dan tumbuhan.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Makhluk Hidup
Suatu
benda dinyatakan sebagai benda hidup
atau makhluk hidup bila memilki ciri-ciri sebagai berikut:
·
Melakukan
pertukaran zat atau metabolisme, artinya adanya zat yang masuk dan keluar.
·
Tumbuh, artinya
bertambah besar karena pertambahan dari dalam dan bergerak.
·
Melakukan kepekaan
terhadap rangsangan dan memberikan reaksi terhadap rangsangan itu.
·
Memiliki
kemampuan mengadakan adaptasi terhadap lingkungan.[1]
Dari
ciri di atas, hewan dan tumbuhan juga digolongkan sebagai makhluk hidup.
B.
Penciptaan
Hewan dan Tumbuhan Menurut IPA
Teori Asal-usul Kehidupan
Untuk mengetahui asal-usul
kehidupan, para ilmuwan menyelidiki dan melakukan eksperimen. Selain
penelitian, teori-teori dikemukakan oleh beberapa ilmuwan berdasarkan
bukti-bukti yang ada.
1. Teori Abiogenesis
Teori abiogenesis disebut juga teori generatio spontanea. Pokok dari teori ini menyatakan bahwa kehidupan berasal dari benda atau materi tidak hidup dan kehidupan terjadi secara spontan (generatio spontanea). Ilmuwan yang mengemukakan teori ini adalah seorang filsafat Yunani kuno, yakni Aristoteles (384–322 SM). Contohnya, seekor cacing yang keluar dari dalam tanah, maka cacing tersebut berasal dari tanah. Contoh lainnya, katak yang keluar dari lumpur, maka katak tersebut berasal dari lumpur.
Teori abiogenesis disebut juga teori generatio spontanea. Pokok dari teori ini menyatakan bahwa kehidupan berasal dari benda atau materi tidak hidup dan kehidupan terjadi secara spontan (generatio spontanea). Ilmuwan yang mengemukakan teori ini adalah seorang filsafat Yunani kuno, yakni Aristoteles (384–322 SM). Contohnya, seekor cacing yang keluar dari dalam tanah, maka cacing tersebut berasal dari tanah. Contoh lainnya, katak yang keluar dari lumpur, maka katak tersebut berasal dari lumpur.
2. Teori Biogenesis
Teori biogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup lagi. Ketiga ilmuwan inilah yang melakukan percobaan dan membuktikan teori biogenesis.
Teori biogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup lagi. Ketiga ilmuwan inilah yang melakukan percobaan dan membuktikan teori biogenesis.
·
Percobaan Francesco Redi
Redi melakukan percobaan dengan
menggunakan daging segar dan dua toples. Toples pertama diisi dengan daging dan
dibiarkan terbuka (tidak ditutup), sedangkan toples kedua diisi daging dan
ditutup rapat. Setelah beberapa hari, di dalam toples yang terbuka terdapat
larva. Redi berkesimpulan bahwa larva tersebut berasal dari lalat yang masuk ke
dalam toples kemudian bertelur. Untuk meyakinkan kesimpulannya tersebut, Redi
melakukan percobaan yang kedua. Kali ini toples ditutupi dengan kain kasa sehingga
masih terjadi hubungan dengan udara, tetapi lalat tetap tidak dapat masuk.
Setelah beberapa hari, didapatkan daging dalam toples tersebut membusuk, tetapi
dalam daging tersebut tidak terdapat larva. Redi mengemukakan tidak adanya
larva ini karena lalat tidak bisa menyimpan telurnya dalam daging. Oleh karena
itu, Redi berkesimpulan bahwa larva lalat bukan berasal dari daging yang
membusuk.
·
Percobaan Lazzaro Spallanzani
Pada percobaan Spallanzani, digunakan
air rebusan dari daging (air kaldu). Air kaldu tersebut dimasukkan ke dalam dua
labu, kemudian dipanaskan. Setelah dipanaskan, labu I dibiarkan terbuka.
Sementara itu, setelah air kaldu dalam labu II dipanaskan, labu kemudian
ditutup rapat menggunakan gabus.
Setelah
beberapa hari, air kaldu dalam labu I menjadi keruh dan berbau busuk yang disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme. Mikroorganisme tersebut berasal dari
udara bebas yang masuk ke labu I karena
tidak ditutup. Pada labu II, ternyata tidak ada perbedaan dari sebelumnya. Air kaldu tetap jernih.
Jernihnya air kaldu ini disebabkan tidak
adanya udara yang masuk ke dalam labu
Percobaan
Spallanzani menunjukkan bahwa pada labu terbuka terdapat kehidupan yang berasal dari mikroorganisme
yang ada di udara. Pada labu yang
ditutup tidak terdapat kehidupan. Berdasarkan hal tersebut, Spallanzani berkesimpulan bahwa
kehidupan bukan berasal dari air kaldu, tetapi
berasal dari makhluk hidup lainnya. Akan tetapi, para penganut abiogenesis menyanggah penelitian ini dan
mengatakan bahwa mikroorganisme
tidak tumbuh karena tidak terdapat udara. Udara dibutuhkan untuk menyokong kehidupan.
·
Percobaan Louis Pasteur
Louis Pasteur adalah seorang ahli
biokimia dari Perancis yang berhasil menumbangkan teori abiogenesis. Hasil percobaannya
tidak dapat disanggah lagi oleh pendukung teori abiogenesis. Percobaan yang
dilakukan Louis Pasteur ini sebenarnya penyempurnaan dari percobaan yang
dilakukan oleh Spallanzani. Pasteur menggunakan labu berleher seperti angsa
dalam percobaannya Labu berleher seperti angsa ini diisi dengan air kaldu.
Fungsi dari labu leher angsa ini adalah agar hubungan antara labu dan udara
luar masih ada, artinya masih terdapat oksigen. Labu ini dipanaskan untuk mensterilkan
air kaldu dari mikroorganisme. Setelah dipanaskan, labu kemudian didinginkan
dan disimpan.
Setelah
beberapa hari, ternyata air kaldu dalam labu leher angsa tetap jernih, namun di bagian lehernya
banyak terdapat debu dan partikel- partikel,
sedangkan di labu lainnya yang tidak berleher angsa, air kaldunya mengandung mikroorganisme. Berdasarkan
hasil percobaannya, Louis Pasteur
menyimpulkan bahwa mikroorganisme yang ada dalam air kaldu bukan berasal dari air kaldu itu sendiri,
melainkan dari mikroorganisme yang
ada di udara.
Hasil
percobaan Louis Pasteur berhasil menumbangkan teori abiogenesis. Dari hasil percobaannya, Pasteur mengajukan
teori baru tentang asal-usul
kehidupan. Isi teori disebut menyatakan beberapa hal, di antaranya omne vivum ex ovo , yakni
setiap makhluk hidup berasal dari telur,
omne ovum ex vivo, yakni setiap telur berasal dari makhluk hidup, dan omne vivum ex vivo, yakni setiap
makhluk hidup berasal dari makhluk
hidup sebelumnya.[2]
3. Teori Evolusi Kimia
Sekarang,
timbul pertanyaan, jika makhluk hidup berasal dari makhluk hidup, dari manakah
asal mula makhluk hidup yang pertama? Untuk menjawab itu, muncullah teori
evolusi kimia. Ilmuwan yang menyatakan teori tersebut adalah Harold Urey. Urey
menyatakan bahwa pada periode tertentu, atmosfer bumi mengandung molekul metana
(CH 4), amonia (NH 4), air (H2O), dan karbon dioksida(CO2).
Karena
pengaruh dari energi petir dan sinar kosmis, zat-zat tadi bereaksi. Hasil
reaksi tersebut menghasilkan suatu zat hidup yang diduga virus. Zat hidup
tersebut berkembang selama jutaan tahun membentuk makhluk hidup. Teori yang
dikemukakannya tersebut, kemudian dikenal dengan teori Urey .
Di
alam nyata, reaksi kimia ini akan berjalan selama jutaan tahun sehingga dapat
membentuk hasil yang lebih kompleks. Pada titik tertentu dari proses yang
panjang ini, senyawa kimia dapat terbentuk dengan sendirinya. Jika pada proses
membentuk diri ini terkadang terdapat kesalahan, senyawa kimia ini dapat
menyesuaikan diri dan berevolusi melalui proses seleksi kimiawi. Jadi,
kehidupan tidak terbentuk secara tiba-tiba melainkan timbul secara bertahap
dari senyawa tidak hidup.
4. Teori Evolusi Biologi
Alexander
Ivanovich Oparin mengemukakan bahwa seperti
sebelumnya, zat anorganik berupa air, metana, karbon dioksida, dan amonia
terkandung dalam atmosfer bumi. Zat anorganik tersebut membentuk zat-zat
organik akibat adanya radiasi dari energi listrik yang berasal dari petir.
Suhu
di bumi terus menurun. Ketika sampai pada titik kondensasi, terjadi hujan yang
mengikis batuan di bumi yang banyak mengandung zat-zat anorganik. Zat-zat
anorganik tersebut terbawa ke lautan yang panas. Di lautan ini terbentuk sup
purba atau sup primordial. Sup purba terus berkembang selama berjuta-juta
tahun. Di dalam sup purba, terkandung zat anorganik, RNA, dan DNA. RNA yang
dibutuhkan dalam proses sintesis protein dapat terbentuk dari DNA. Akibatnya,
terbentuklah sel pertama. Sel pertama tersebut mampu membelah diri sehingga
jumlahnya semakin banyak. Sejak saat itulah evolusi biologi berlangsung,
kemudian munculah makhluk hidup makhluk hidup sebagai berikut:
a. Terbentuknya Makhluk Hidup
Prokariotik
Prokariotik
merupakan bentuk kehidupan pertama dan paling sederhana. Prokariotik dianggap
paling primitif, karena selnya hanya memiliki membran sel. DNA, RNA hasil
transkripsi, dan molekul-molekul organik berada dalam sitoplasma tanpa dibatasi
membran.
b. Terbentuknya Organisme
Fotoautotrof
Ialah
suatu bakteri. Bakteri ini adalah Cyanobacteria pertama yang mampu membuat
molekul organik dari air dan CO2. Cyanobacteria berkembang dan mengubah bumi
dengan melepaskan O2 sebagai efek fotosintesis.
c. Bangkitnya Organisme
Eukariotik
Hal
yang sangat membedakan eukariotik dengan prokariotik adalah adanya
organel-organel yang memiliki membran. Berdasarkan teori ini, eukariotik berkembang
setelah sel fotosintesis muncul dan oksigen melimpah di atmosfer. Sel
eukariotik sekarang kita kenal dengan nama Protista.Makhluk hidup eukariotik
banyak sel, seperti rumput laut, tumbuhan dan hewan kemungkinan berasal dari
Protista yang berkoloni. Koloni Protista tersebut mengalami spesialisasi dan
saling bergantung satu sama lain, namun semakin efisien dalam melakukan
aktivitasnya. Hal ini terus terjadi hingga kehidupan memasuki daratan dan
muncullah makhluk hidup banyak sel yang lebih kompleks.
5. Waktu Geologis
Ada
empat masa yang dikenal berdasarkan kehadiran makhluk hidup. Masa tersebut
adalah proterozoik, paleozoik, mesozoik, dan senozoik.
a. Proterozoik
Awal
mula hadirnya kehidupan, masa ini ada sekitar 3,5 miliar tahun yang laludengan bukti
adanya Sebuah fosil batuan pada masa ini, ditemukan mengandung fosil
mikroorganisme primitif yang dikenal dengan bakteri (prokariotik).
b. Paleozoik (Kehidupan Kuno)
Pada
masa ini, diperkirakan mulai munculnya tumbuhan, invertebrata, dan hewan vertebrata
pertama, masa ini terjadi sekitar 230 juta sampai dengan 600 juta tahun yang
lalu. Beberapa jenis di antaranya masih tersisa hingga kini, di antaranya
adalah kelompok Echinodermata, Arthropoda, dan Mollusca. Pada masa ini juga
mulai hadirnya zaman karbon sehingga diduga mulai terjadi invasi tumbuhan di
daratan.
Selama
zaman karbon ini, cuacanya sangat panas dan lembap. Di daratan banyak terdapat
tumbuhan dan konifer. Jenis tumbuhan dan hewan pada masa inilah yang memberikan
kita ketersediaan bahan bakar fosil pada masa sekarang. Serangga juga diduga mulai mengisi daratan. Ukuran
serangga yang hidup pada masa itu lebih besar dari serangga yang umum kita
lihat saat ini. Selain itu, ikan pertama pun mulai muncul di laut.
c. Mesozoik (Zaman Reptilia)
Zaman
ini merupakan awal mula hadirnya tumbuhan berbunga, dinosaurus, burung, dan
mamalia. Masa ini terjadi antara 60 sampai dengan 250 juta tahun yang lalu.
d. Senozoik (Zaman Mamalia)
Pada
masa ini mulai terjadi penyebaran makhluk hidup sehingga terjadi diversifikasi
tumbuhan berbunga, serangga, burung dan mamalia. Selain itu, masa ini juga
merupakan awal mula hadirnya manusia (sekitar 3 juta tahun yang lalu).
C.
Penciptaan
Hewan dan Tumbuhan Menurut Alquran
Didalam
alquran begitu banyak ayat-ayat yang menceritakan asal mula terbentuknya
kehidupan dimuka bumi ini. Bumi sebelumnya adalah planet yang mati
dan Allah menghidupkannya dengan menurunkan air dari langit. Hal ini diperkuat
dengan adanya ayat berikut:
وَمَا أَنْزَلْنَا
عَلَيْكَ الْكِتَابَ إِلا لِتُبَيِّنَ لَهُمُ الَّذِي اخْتَلَفُوا فِيهِ وَهُدًى
وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
“ Dan Allah menurunkan dari
langit air dan dengan air itu dihidupkannya bumi sesudah matinya.”. (QS`An
Nahl ; 65).
Pertanyaannya
adalah darimana air ini berasal ?Padahal waktu itu belum ada awan yang bisa
menghasilkan hujan, belum ada langit yang bisa menahan uap air.Maka
satu-satunya kemungkinan asal air adalah dari Arsynya Allah.
وَأَنْزَلْنَا مِنَ
السَّمَاءِ مَاءً بِقَدَرٍ فَأَسْكَنَّاهُ فِي الأرْضِ وَإِنَّا عَلَى ذَهَابٍ
بِهِ لَقَادِرُونَ
“ Dan Kami turunkan air dari
langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan
sesungguhnya Kami benar-benar kuasa menghilangkannya.”( QS Al-
Mu’minun ; 18 )
Perhatikan
kalimat “lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi” , ini
menerangkan bahwa air bukanlah pemukim asli bumi tetapi pendatang.
وَجَعَلْنَا مِنَ
الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلا يُؤْمِنُونَ
“ ……….Dan dari air Kami jadikan
segala sesuatu yang hidup, Maka mengapakah mereka tiada juga beriman “
( QS. Al-Anbiya ;30 ).
Maksudnya : Kami telah
menciptakan setiap hewan dari air, artinya didalamnya (hewan itu) ada
kehidupan, seperti halnya firman Allah :
وَأَنْزَلَ مِنَ
السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْ نَبَاتٍ شَتَّى
“ …. Maka Kami tumbuhkan dengan
air itu berjenis-jenis tumbuhan yang bermacam-macam “ ( QS Tha Ha ;
53)
وَاللَّهُ خَلَقَ كُلَّ
دَابَّةٍ مِنْ مَاءٍ
“ Dan Allah telah menciptakan
semua jenis hewan dari air … (QS An Nur ; 45).
Maksudnya,
setiap hewan berasal dari nuthfah (air mani) dan dia adalah air dan
tumbuh-tumbuhan tidaklah dapat tumbuh kecuali dengan air, dan ini sesuai dengan
pendapat sebagian ulama yang mengatakan bahwa setiap hewan diciptakan peratama
kali di laut kemudian berpindah kepada beberapa jenis hewan di daratan lalu
mereka dibentuk sesuai dengan tabiat daratan bersamaan dengan perjalanan waktu.
Dan sebagaimana diketahui bahwa hewan-hewan dan tumbuh-tumbuhan sesungguhnya
diciptakan dari air.
Ketiga
ayat tersebut makin menjelaskan kepada kita bahwa setelah air diturunkan ke
bumi, maka sebelum Allah ciptakan hewan , tentunya yang terlebih dahulu
Allah cipakan adalah tumbuh-tumbuhan sebagai cadangan makanan hewan. Kemudian
hewan-hewan ada juga yang menjadi cadangan makanan untuk hewan-hewan
predator.Semua jenis hewan, baik burung maupun hewan darat, ternyata menurut
ilmu pengetahuan asal-usul hewan ialah dari air. Misteri berikutnya adalah dikatakan dalam Al Qur’an bahwa langit
dan bumi dulunya adalah suatu yang padu.Jadi bukan bumi dan bintang-bintang
yang dulunya sesuatu yang padu.
أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ كَانَتَا
رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا
“ ………bahwasanya langit dan bumi itu
keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian kami pisahkan antara
keduanya……. “ ( QS. Al-Anbiya ;30 ).
“Sesungguhnya Allah menumbuhkan
butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari
yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (Yang memiliki
sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling. Dia menyingsingkan
pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan
bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha
Mengetahui. Dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu ”
menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. Sesungguhnya Kami
telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran (Kami) kepada orang-orang yang
mengetahui. Dan Dialah yang menciptakan kamu dari seorang diri, maka (bagimu)
ada tempat tetap dan tempat simpanan. Sesungguhnya telah Kami jelaskan
tanda-tanda kebesaran Kami kepada orang-orang yang mengetahui. Dan Dialah yang
menurunkan air hujan dari langit lalu kami tumbuhkan dengan air itu segala
macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang
menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak;
dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun
anggur, dan (kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan tidak
serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah, dan (perhatikan
pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda
(kej<uasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.” (al-An’aam:
95-99)
Anda
lihat bagaimana Allah SWT memerintahkan kita untuk merenungkan pepohonan saat
berbuah dan saat masak. Keluarnya buah dari perantara kayu dan daun mengandung
ayat qudrah (kekuasaan) yang luar biasa. Kemudian dari yang awalnya pahit lagi
masam menjadi berwarna cemerlang dan terang dengan rasa yang manis dan lezat
juga benar-benar mengandung ayat bagi kaum yang beriman. Seorang salaf berkata,
“Manusia harus keluar saat buah-buahan itu menjadi masak dan lalu
merenungkannya.” Kemudian ia membaca firman-Nya
“Perhatikanlah buahnya di waktu
pohonnya berbuah, dan (perhatikan pulalah) kematangannya.” (al-An’aam:
95-99)
Kita tidak sanggup memahami seluruh keajaiban yang
terkandung dalam ayat-ayat Tuhan. Kita tidak mampu memahami secara sempurna
bahwa ayat-ayat tersebut adalah bukti kalau Allah SWT adalah Tuhan Yang Esa, bahwa
tidak ada yang lebih agung, lebih lembut, dan lebih sempurna dari Dia. Akan
tetapi, kalau tidak dapat mengetahui semuanya, kita tidak boleh enggan
menyinggung sebagiannya agar dapat menjadi dalil untuk yang lain.
D. Kesimpulan.
Agama
dan Sains Masing-masing memiliki kriteria dan metodenya
Masing-masing.Agama
berangkat dari pengalaman iman (relasi
personal antara manusia
dan Yang Ilahi). Relasi itu menjadi
pengalaman batiniah/rohaniah yang
mempengaruhi sikap dan tindakan. Iman akan adanya Allah (yang dialami secara
rohaniah-personal) mendorong sikap takwa
dan tindakan beribadat, melakukan perintah Allah dst. Tidak
dituntut bukti inderawi. Pengalaman iman itu kemudian dirumuskan dalam bentuk
ajaran.
Sedangkan sains, memiliki kriteria ilmiah dan
metode seperti yg sudah diungkapkan pada bagian Sebelumnya. Keduanya tidak
perlu dipertentangkan. Namun justru bisa saling melengkapi.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, H. Abu, Ilmu Alamiah Dasar, Jakarta, PT. Rineka
Cipta,1991.
Jasin, Maskoeri, Ilmu Alamiah Dasar, Surabaya, PT. Bina
Ilmu.
Aly, Abdullah, Ilmu Alamiah Dasar, Jakarta, Bumi
Aksara,1996.